Supertrip Bulukumba (Sulawesi Selatan)

Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sudah begitu akrab buat ogut.
Jikalau seringnya mendarat kesini selalu dalam keadaan diselimuti perasaan was-was karena urusan kerja, tapi kali ini berbeda.
Walaupun masih urusan kerjaan, tapi pada kesempatan kali ini bisa dibilang agak santai. Ogut diutus sebagai perwakilan kantor untuk menghadiri acara di Kabupaten Bulukumba. Acara workshop jurnalistik dan fotografi, atau gampangnya anggep aja acara jalan-jalan ^^v
Bulukumba sendiri adalah salah satu Kabupaten yang berada di ujung Sulawesi bagian Selatan, biasa ditempuh dalam waktu 4 sampai 5 jam dari kota Makassar.
Ogut berangkat menuju Bulukumba bersama rombongan sekitar 50an orang, tak banyak yang bisa ogut ceritakan di perjalanan. Hanya lahan kekeringan di sepanjang jalan poros Takalar-Jeneponto-Bantaeng yang nampak.
Mungkin hanya jalan raya di Bantaeng yang sukses membangunkan ogut dari tidur sekaligus menarik perhatian ogut, panorama unik dengan jalan raya puluhan kilometer yang berbatasan langsung dengan pantai.
Sahih, belom pernah ogut liat di tempat lain.



************



Acara ini berlangsung selama tiga hari. Hari pertama diisi materi dan teori.
Barulah hari kedua dan ketiga yang ogut (mungkin pula semua peserta) tunggu, pada hari kedua ini dimulalah kunjungan ke objek-objek budaya wisata di Bulukumba.
Sooo, langsung aja kita mulai supertrip kali ini.

Suku Kajang 
Tujuan pertama di hari kedua workshop kali ini adalah Suku Kajang.
Suku Kajang adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman Bulukumba. Secara turun temurun mereka mendiami wilayah yang mereka sebut sebagai tanah warisan leluhur, Tana Toa.
Mirip suku Baduy di Sunda, Suku Kajang juga merupakan suku yang memegang teguh ajaran dan aturan adat. Mereka menyelaraskan hidup dengan alam, mereka juga tidak membiarkan teknologi apapun masuk dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Salah satu gubuk di pintu masuk Tana Toa
Untuk masuk ke kampung ini para pengunjung diharuskan untuk memakai pakaian serba hitam, tentu saja dengan dandanan yang sopan. Ogut dan rombongan pun tak terkecuali, 50 orang memakai pakaian hitam atasan bawahan. Ogut rasa rombongan ini sudah layaknya kumpulan metalheads yang bersiap berheadbang ria di Hammersonic sono.


Panorama Kampung Tana Toa



Ogut dan rombongan
Cukup menyenangkan mengunjungi Suku Kajang ini, ada kenikmatan tersendiri menyusuri tempat dimana keindahan alam dan keramah tamahan penduduknya mengiringi kita di setiap jengkalnya.


Tana Beru

Nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarungi luas samudra
Menerjang ombak tiada takut, menempuh badai sudah biasa

Pasti pada akrab kan sama lagu jaman taman kanak kanak diatas.
Dengan 2/3 wilayahnya berupa lautan, tidak heran mayoritas penduduk nusantara jaman dulu adalah pelaut. Mereka mengarungi samudera menuju berbagai belahan bumi.
Dari beberapa penjelajah nusantara yang cukup terkenal adalah para pelaut Bugis dengan kapalnya yang termahsyur di seantero muka bumi, Pinisi.
Yaapz, kapal Pinisi sudah ada sejak sekitaran abad 14. Kapal ini terkenal akan kekuatannya dalam mengarungi samudera. Segala macem ombak dan segala macem cuaca ngeri di lautan dilibas abis. Bis.
Ogut cukup beruntung karena bisa berkunjung langsung di bumi para ahli pembuat perahu, di Bulukumba, tepatnya di Tanah Beru, Bonto Bahari.
Para penduduk lokal di kampung ini adalah para pembuat kapal ulung yang kemampuannya diturunkan langsung secara turun temurun selama ratusan tahun. Sahih.
Mereka membuat perahu ini murni dari kayu, tanpa bantuan alat modern mereka merangkai kayu kayu untuk membuat sebuah kapal. Bahkan tanpa paku untuk beberapa jenis kapal tertentu. Sahih.
Selain itu pula, sampai saat ini Pinisi adalah satu satunya kapal kayu di muka bumi ini yang masih ramai dipesan dan diproduksi. Sahih. Pol.
Salah satu kapal ukuran mini dalam proses pembuatan
Blusukan ke dalam lambung kapal yang lagi dibangun
Para pembuat kapal ini biasa terbentuk dalam satu tim, wajarnya sih 10 orang terdiri dari 9 tukang (biasa disebut sawi) dan satu pimpinan tukang (biasa disebut punggawa). Dan yang paling awesome adalah punggawa ini dalam membuat desain kapal sampai perhitungan ukuran dan detil lainnya sama sekali ga pake selembar pun catatan. Ketika ogut ngobrol dengan salah satu punggawa, Pak Hasan namanya, dengan telunjuk tangan menunjuk dahi beliau bilang, "Semua sudah terekam mendetail di dalam sini".
Anjiiirss, keren banget laaah. Ogut rasa engineer lulusan MIT pun gaada apa apanya sama para putra bumi Sulawesi ini. Bayangin lah man, tanpa selembar pun catatan untuk bikin sebuah kapal segede 3 kali ukuran Monas.
Bangga lah jadi orang Indonesia :'))

Para maestro Pinisi beraksi


Pak Hasan beraksi


Tanjung Bira

Ogut rasa ga perlulah ogut ceritakan panjang lebar tentang pantai satu ini, cukuplah satu foto diatas yang bicara.
Air laut super jernih, laut tenang yang juara buat snorkling atau sekedar berenang, plus berbagai fasilitas lengkap yang tersedia.














Selain itu, di sekitaran Bira ini masih banyak pula spot lain yang bisa dikunjungi.
Ada Pantai Bara, pantai perawan yang letaknya tak jauh dari Bira namun agak tersembunyi. Bagi para pemburu sunset, konon sunset di Bara adalah yang paling oke se-Sulawesi.
Ada pula pulau Kambing dan Pulau Liukang, tempat yang pasti dituju oleh para penghobi diving dan snorkling.
Pulau Liukang terkenal akan terumbu karangnya yang masih terjaga keindahannya.
Sedangkan Pulau Kambing termasyhur akan tebing tebing indahnya, selain itu di Pulau satu ini pula kita bisa langsung melihat Penyu berkeliaran di habitat aslinya.
Tak perlu ragu untuk berkunjung ke Bira karena pengelolaan objek wisata satu ini udah cukup oke. Fasilitas super lengkap mulai penginapan sampe resort, restaurant sampe warung makan, persewaan perahu sampe berbagai macam sarana watersports.
Pesona subuh di Bira
Bira di kala senja
Pengalaman baru mengunjungi kekayaan alam dan budaya di salah satu sudut nusantara yang belom pernah ogut ketahui sebelumnya cukup memuaskan ogut.
Overall kunjungan ke Bulukumba ini super awesome lah. Sangat ogut rekomendasikan bagi kalian para traveler, hohoho :D

Komentar