Bandung pt. 2 (Midnight tour keliling Bandung)

Haloooo, ini adalah pos kedua ogut pas lagi jalan jalan di Bandung nih.
Setelah seharian puas menikmati alam Bandung di Hutan Raya Bandung, malem harinya ogut dan dua orang partner backpack berencana untuk menikmati wisata kota Bandung..yah, kotanya. Nah, karena kebetulan waktu itu malam minggu jadi kami bertiga sangat tidak sabar untuk segera mengepack tas dan jalan jalan berburu mojang ke kota Bandung.
Waktu itu kami sempatkan istirahat, tidur dan makan dahulu setelah dari pagi sampe sore berpelesir di Hutan Raya Bandung. Setelah berhibernasi kira kira 2 jam kami bertiga segera bergegas menuju ke kota. Berangkat dari jam 7 malem, ternyata estimasi waktu perjalanan tak seperti yang ogut kira. Menggunakan angkutan umum, perjalanan menuju kota dari Padalarang (tempat ogut nginep) memakan waktu sekitar 2 jam karena tak seperti yang ogut bayangin ternyata Bandung ada macetnya juga soob.

Midnight Tour (Day 1 - 2)


Terinspirasi dari ucapan seorang mbak mbak yang kami temui di bis menuju Bandung, 'belum ke Bandung atu a' kalo belum ke Dago mah' akhirnya kami pun memliih Jalan Dago sebagai destinasi pertama kami.
Angkot (biasa disebut 'bemo' kalo di Surabaya atau 'oto' kalo di Manado) yang kami tumpangi mendarat dengan cakep di daerah kampus ITB. Waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 9, tapi masih rame aja suasana. Ga seberapa jauh jalan, ogut udah menjumpai sebuah keramaian yang cetar membahana. Walopun sebelumnya belum pernah ke Dago, gampang aja sih ngira ngiranya. Begitu liat banyak factory outlet berjejeran di kanan dan kiri jalan dan mojang mojang yang berseliweran, bisa ditebak sih kalo inilah yang disebut dengan Jalan Dago. Sempet kalap ogut liatnya, tapi sebuah quotes segera mampu menyadarkan ogut, 'we are not tourist, we are backpacker' . Maka niatan shoping shoping *sekaligus cuci mata* ogut urungkan, kamipun hanya berjalan jalan melewati Dago sambil mengelus dada.
Kami terus jalan, sampe sempet juga keluar masuk mall. Tak kurang Dago Plaza dan Bandung Indah Plaza sempat kami jelajahi waktu itu. Setelah ngerasa cukup capek dan emang suasana udah mulai sepi, kami istirahat sembari ngopi dan kongkow di depan BIP (Bandung Indah Plaza). Setelah dirasa cukup, jam 12 kami berangkat lagi melanjutkan jalan jalan.
Ogut ga ingat sih dulu mulai darimana, tapi dari Jalan Braga, Cihampelas, Jalan Asia Afrika sampe Ujung Berung udah kami sambangi. FYI aja nih, Ujung Berung nih adalah sebuah daerah di Bandung yang terkenal dengan komunitas metalnya yang menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Burgerkill, Forgotten dan Jasad  adalah beberapa nama besar yang lahir dari komunitas ini.
Selain melihat gedung gedung tua peninggalan jaman Belanda yang unik dan eksotis. Beberapa saksi bisu sejarah juga bisa ogut temui di jalan jalan kali ini. Seperti misalnya mesin cetak di era era awal produksi surat kabar terbitan Bandung, yaitu Pikiran Rakyat, terus ada lagi monumen 0 km Bandung.
Monumen 0 km Bandung
Mesin ketik harian Pikiran Rakyat


















Selain itu beberapa bangunan tua juga tetap menunjukkan kharismanya sebagai saksi sejarah. Cukup banyak yang kami lewati dalam perjalan ini, Gedung Merdeka, Gedung Bank Indonesia, Gedung Lama Harian Pikiran Rakyat dan banyak lagi bangunan bangunan tua yang ga bisa ogut sebutin (karena emang gatau juga sih).
Terus ada beberapa grafiti karya anak muda Bandung di tembok tembok, walopun terkesan mengotori atau merusak bangunan tapi sebenarnya memberikan warna tersendiri di kota Bandung yang terkesan tua dan kaku.
Beberapa grafiti yang ogut temui di jalanan Bandung :
Setelah ngerasa udah berkilo kilo jalan, dan kaki mulai menunjukkan gejala gejala berontak kami pun memutuskan untuk beristirahat. Jam hampir menunjukkan pukul 3 pagi, dan man..ga berasa uda hampir 6 jam ogut jalan keliling Bandung.
Akhirnya kamipun mencari tempat yang sekiranya oke buat melepas lelah dan tidur barang 1-2 jam, sempet kepikir tidur di taman kota tapi kurang aman, tidur di pinggiran jalan ntar takut kegrebek kalo satpol pp lagi beraksi, di pom bensin ga asik juga. Dan dengan melalui pertimbangan yang matang dan daya analisis setingkat spongebob, akhirnya kami memutuskan tidur di masjid..bukan sembarang masjid, tapi Masjid Raya Bandung. Kami sempat mengagumi arsitektur dan keindahan salah satu masjid tertua di Indonesia sebelum akhirnya bisa beristirahat nyaman disana.
Masih sempet jalan jalan loh paginya :
Penampakan Masjid Raya di pagi buta *lupa nyetel tanggal camdig*
Ogut dengan latar Gedung Merdeka
 Pemandangan sudut kota di pagi hari :

Pengalaman luar biasa yang ogut rasakan waktu itu.
Berpelesir malem hari bisa menjadi alternatif tersendiri di kala jalan jalan di siang hari uda terlalu mainstream. Di malam hari kita bisa lebih leluasa jalan jalan menyusuri kota tanpa harus terganggu oleh jalanan yang ramai, suara kendaraan, asap dan polusi kendaraan juga panas sengatan matahari yang bikin kita cepet letih yang biasa kita dapatkan di siang hari. Selain itu suasana sunyi malam hari juga memberikan sensasi tersenderi yang membuat kita lebih bisa menikmati dan menghayati keindahan suatu kota dengan lebih seksama.

Nah okelah, cukup seginilah cerita jalan jalan malam ogut di kota Bandung yang bisa ogut bagikan.
Makasih juga loh yang uda pada sudi menyimak :)))

Komentar