Taman Laut Bunaken (Manado - Sulawesi Utara)

Mencicipi Bunaken Ala Mahasiswa

Jikalau mendengar nama Manado, yang ada dipikiran orang awam pastilah 2 hal berikut : spesies wanita varietas unggul yang aduhai dan....Bunaken.
Sebagai seorang perantau di tanah Manado, alhamdulilah ogut sudah bisa merasakan, menikmati dan membuktikan kedua hal tersebut diatas. Kalo masalah wanita, ga perlulah ogut panjang lebar, sekali lagi surga lelaki sih kalo ogut bilang (langsung ke Manado aja kalo ga percaya). Nah, yang kedua nih adalah Bunaken. Siapa sih orang Indonesia yang ga tau Bunaken, taman laut yang ketenarannya tidak hanya sebatas nasional tapi juga mendunia ini.

Sekedar info yaa, Bunaken adalah 1 diantara 5 pulau yang menjadi bagian dari taman nasional Bunaken, warisan alam yang dijaga dan dilestarikan oleh negara. Luas Bunaken sendiri adalah 8,02 km² dari luas seluruh taman nasional Bunaken yang keseluruhannya 75.265 hektare. Di taman laut ini terdapat 20 spot untuk menyelam dan 12 diantaranya terletak di Bunaken. Yang menakjubkan dari Bunaken adalah biodiversitasnya (keanekaragaman hayati, flora & fauna) merupakan salah satu yang paling tinggi di dunia. Dengan reputasi mendunia tersebut, pada tahun 2005 lalu taman nasional Bunaken  dinobatkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia. Hal hal tersebut diataslah yang mungkin akan membuat setiap orang penasaran dan ingin mengunjungi objek wisata yang satu ini, termasuk ogut sendiri.

Mungkin yang sedikit menjadi beban ketika hendak merencanakan berpelesir ke Bunaken adalah masalah biaya, tapi menurut ogut hal ini relatif sih, tergantung bagaimana kita mengakalinya. Nah, tanggal 15 Juli lalu, bersama teman teman satu kelas, ogut berkesempatan untuk mencicipi indahnya kepulauan Bunaken ini. Untuk biaya, bukanlah masalah sih bagi kami, karena memang sejak sebulan sebelumnya kami merencanakannya. Jadi ceritanya kami sudah mengumpulkan uang kas sebelumnya, selain itu uang saku dari kampus (enak ya ogut, kuliah ga bayar malah dikasi duit tiap bulan) bisa menjadi tambahan.
Berangkat dari pelabuhan Manado (ga jauh dari pusat kota & kampung tempat tinggal ogut), perjalanan menuju ke Bunaken memakan waktu 30 menit sampai 1,5 jam tergantung jenis kapal yang dipakai (bisa seharian kalo berenang ato pake rakit). Untuk biaya sewa kapal juga bervariasi, ogut ga tau pastinya dan biayanya (ogut bukan calo kapal), tapi kemaren ogut naik kapal yang lumayan gede dan (walopun agak maksa) bisa nampung 30 manusia lebih, sewanya sekitaran 1,2 juta.
Di kapal bersama teman teman
1,2 million idr ship
Pemandangan di perjalanan :













Bunaken dari kapal :










Kota Manado dari kapal :













Ogut dengan latar Manado Tua
Kelar perjalanan laut, rombongan singgah dulu di pulau Bunaken, nah disini tempat istirahatnya wisatawan atau checkpoint terakhir sebelum melakukan diving atau snorkling di spot yang ga jauh dari pulaunya. Di pulau ini terdapat beberapa tempat penyewaan alat diving dan snorkling, selain itu ada juga fotografer fotografer yang siap menyewakan jasa foto dalam air. Disini juga terdapat cukup banyak resort dan penginapan (bagus sih kalo ogut liat dari kejauhan), terus ada beberapa warung sampe restoran hingga pusat souvenir.
Bersama temen sekelas di anjungan dermaga




















Makan bekal aja sekalian menghemat biaya
Pusat souvenir dan area buat makan
Rombongan berfoto
Selesai mengisi perut dan beristirahat sejenak (beberapa kawan ogut KO gara gara mabuk laut), waktu yang ditunggu tunggu akhirnya tiba....snorkling time. Kenapa kami memilih snorkling daripada diving, alasannya simple aja, karena jauh lebih murah dan jelas aja karena ogut dan seluruh rombongan adalah perenang amatiran (takutnya sih ntar jadi diving terakhir seumur hidup). Sementara untuk diving, seorang penyelam harus memiliki lisensi dan kapalnya harus memiliki ijin khusus karena spot untuk diving sudah masuk kawasan taman laut yang dilindungi. Jelas aja karena apabila diving kawan akan bisa menyelam hingga ke palung palung dimana terumbu karang yang paling indah terletak disana. Sedangkan area snorkling sendiri adalah kawasan laut dangkal yang letaknya tidak begitu jauh dari pulau, tapi jangan salah, terumbu karang disini juga ga kalah indahnya.
Nah, untuk keperluan snorkling kawan sekalian perlu menyewa alat. Dulu sih ogut dan rombongan menyewa paket yang harganya 75ribu yang terdiri dari masker, snorkle (alat bernafas) dan fin (sepatu katak) sedangkan untuk diving sendiri, peralatannya lebih banyak dan tentu saja sewanya lebih mahal. Selain itu bisa juga menyewa fotografer yang menyediakan jasa untuk mengambil foto bawah air ketika snorkling, biayanya 350ribu. Tapi untuk menghemat biaya, saat itu kami memutuskan tidak menyewa fotografer tapi cukup menyewa pack atau wadah untuk kamera, karena waktu itu kami membawa kamera digital sendiri.

Persiapan sebelum snorkling :














Fotografer amatiran pun tak mengurangi keindahannya :















Snorkler amatiran mencari kesenangan :















Dermaga di senja hari saat perjalanan pulang
Setelah berpuas snorkling, akhirnya kami kembali ke pulau Bunaken untuk membeli aneka macam souvenir yang harganya bervariasi. Mulai 1000 - 10000 perak untuk gelang, kalung, gantungan kunci dan sejenisnya. Hingga 25 - 100 ribu perak untuk baju, kaos khas Bunaken sampai boxer. Oyya, waktu snorkling ini dibatasi antara 3 - 4 jam, soalnya kalau waktu sudah menjelang sore air laut pasang dan snorkling jadi cukup beresiko karena arus laut makin kenceng. Tambahan nih, ogut punya saran bagi yang ingin memiliki kenang kenangan berupa foto ketika snorkling, ogut sarankan mending menyewa fotografer aja, karena kami serombongan dibuat galau 3 hari 3 malam karena foto foto ketika bersnorkling dalam air tidak bisa tercapture dengan baik dan hasilnya mengecewakan (waktu itu pake camdig sendiri plus yang ambil foto amatiran).

Nah, sekian sedikit cerita dari ogut. Overall, Bunaken was awesome, sekali waktu kawan sekalian kudu mencoba kecantikan Indonesia timur ini. Objek wisata yang ga akan kawan lupakan dalam hitungan tahun, sebuah distrik yang keindahannya pernah dimuat di majalah national geographic.
Sekali lagi, terimakasih yang sudah sudi menyimak, semoga berkesan dan bermanfaat :)


Komentar