Bandung pt. 1 (Hutan Raya Bandung)


Bandung, yah apa yang ada dipikiran orang begitu mendengar kata Bandung.
Kotanya yang sarat akan sejarah. Suasananya yang adem dan seger. Warganya yang ramah dan bersahabat. Anak mudanya yang asik dan kreatif. Dan tentu saja....hmm, mojang mojangnya yang terkenal aduhai. *hwuwehehehe*
Pokoknya buat orang yang belum pernah ke Bandung, Bandung itu menggoda sekali, membuat setiap orang penasaran untuk segera mengunjunginya, begitu juga ogut ini.
Nah, beberapa waktu lalu ogut berkesempatan untuk mengunjungi kota Bandung bersama dua orang kawan. Jadi ceritanya waktu itu setelah wisuda, ogut bersama beberapa teman kampus merencanakan untuk backpacking ke Bandung.
Waktu itu ogut mulai dari Bogor, kemudian mampir di Tangerang terus jemput temen di Bekasi. Nah dari Bekasi itu kita melanjutkan perjalanan ke Bandung, waktu itu kami memilih bis untuk transportnya, perjalanan sendiri memakan waktu sekitar 2,5 jam. Selama 2 hari 3 malam di Bandung beruntung sekali kami mendapat tumpangan menginap dari seorang temen, lumayan sekali karena bisa menghemat biaya hotel atau penginapan.
Nah, jalan jalan keliling Bandung pun dimulai :

Hutan Raya Bandung (Day 1)


Hari pertama kami mengunjungi hutan raya Ir. H. Juanda atau yang biasa disebut hutan raya Bandung. Hutan Raya ini merupakan objek wisata yang yahud dengan perpaduan antara keindahan alam, edukasi sejarah dan bangunan banguna tua yang unik. Taman wisata ini terletak di Dago Pakar, sekitar 7km sebelah utara kota Bandung. Hutan wisata ini juga cukup besar dengan luas area hampir 600ha atau tepatnya 590ha. Karena luasnya, bahkan hutan ini terletak di dua wilayah sekaligus yaitu Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
Disini terdapat beberapa objek wisata yaitu Museum Juanda, Goa Belanda, Goa Jepang, Patahan Lembang, Air Terjun Dago, Lalay serta Omas Maribaya dan juga PLTA Bengkok.
Pertama tama untuk masuk ke area wisata kawan sekalian perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 8000,- per orang. Sesaat setelah masuk ke area wisata, tanpa basa basi hijau dan asrinya alam langsung bisa kita nikmati. Beberapa meter dari pintu masuk kita akan menemui prasasti selamat datang dan papan penunjuk arah yang memudahkan kita untuk menuju objek mana saja yang ingin kita kunjungi. Saran ogut sih, sebaiknya kawan sekalian sudah memiliki tujuan objek yang akan dikunjungi, karena antara objek satu dengan objek lainnya itu jaraknya lumayan cukup sangat berjauhan sekali dan mustahil bisa mengunjungi semuanya dalam satu hari saja. Oyya bagi yang nafsu banget menjamahi seluruh area hutan raya, disana juga ada sepasukan tukang ojek yang siap mengantar untuk mengililingi area wisata. Untuk biaya sih sekitar Rp.20.000,- sampe Rp 50.000,- per tujuan objek wisata tergantung bagaimana bakat, skill dan kemampuan individu kita masing masing untuk tawar menawar dengan sang tukang ojek. Tapi kalo ogut bilang sih mending jalan kaki aja, selain untuk menghemat biaya kita akan lebih leluasa untuk menikmati sejengkal demi sejengkal pemandangan dan berfoto foto ria mengabadikan indahnya pemandangan.




Ogut sendiri waktu itu memilih untuk mengunjungi Goa Belanda dan Goa Jepang terlebih dahulu, karena objek inilah yang paling dekat dari pintu masuk dan paling memungkinkan ditempuh dengan jalan kaki untuk kemudian melanjutkan ke curug (air terjun) Omas jika waktu memungkinkan. Tapi sayang beribu sayang karena waktu itu cuaca kurang bersahabat, maka perjalanan ogut disana hanya stuck sampe kedua goa tersebut. Dibangun pada masa penjajahan, Goa Jepang pada 1942 sedangkan Goa Belanda pada 1941, kedua goa ini terlihat menakjubkan dari luar karena dibangun pada tebing batu yang cukup tinggi dan besar. Ketika masuk, suasana dalam goa pun terasa biasa biasa saja seperti goa goa hasil buatan tangan manusia pada umumnya. Tapi yang membedakan tentu adalah sejarah dibalik didirikannya goa goa tersebut. Sambil menunggu hujan yang waktu itu mengguyur Bandung dan tak ingin hanya membuang waktu (dan uang), saat itu ogut menguntit sebuah keluarga yang menyewa seorang tour guide...eeeits, bukan untuk menyopet atau merampok tapi tentu saja dengan niatan yang tulus dan baik. Hasilnya, ogut mendapat beberapa fakta sejarah secara gratis dari tour guide tersebut. Goa Jepang sebenarnya dibangun oleh tenaga tenaga lokal yang waktu itu terkumpul dalam sebuah kontraktor inovatif  asal jepang bernama Romusha. Pada waktu itu goa tersebut digunakan oleh tentara Jepang untuk berlindung dari tentara sekutu, tempat penyimpan senjata juga bahan makanan. Adapun Goa Belanda awalnya digunakan sebagai terowongan terowongan menuju PLTA Bengkok, namun karena letaknya yang strategis pada akhirnya difungsikan juga sebagai stasiun radio komunikasi.
Terus nih ya, abis jalan jalan muterin hutan segede gitu pasti capek kan yaa. Nah, coba juga kuliner khas yang ada disana. Tuak khas Bandung, tenang aja ini tuak bukan tuak yang biasa diminum di acara orkes dangdut yang bisa mabokin. Tapi ini tuak hasil dari sari aren. Wadahnya sih dari bambu yang bentuknya kayak bazooka, tapi tenang aja cara minumnya ga ditembakin kayak bazooka gitu tapi dituang dulu di gelas, murah muriah kok cuman  Rp 2000,- saja per gelas. Cocok pol diminum abis capek capek jalan muter muter. Biar tambah afdol, asiknya sih diminum sambil makan jagung bakar anget yang banyak juga tersedia disana.
Oyya, saran ogut lagi nih, kalo mau keluar area wisata mending cari jalur atau rute lain yang beda dari pas kita masuk. Soalnya banyak rute yang bisa diambil buat keluar masuk. Yah biar bisa ngejelajah lebih aja kalo ogut bilang sih, nikmatin pemandangan secara kesuluruhan gitu.


Yah walopun belum sempet menjelajah seluruh wilayah hutan raya, kalo dari penilaian ogut, overall sih Hutan Raya Bandung cukup worth it buat dikunjungi. Dengan catetan nih, cuaca lagi bagus plus dateng pagi pagi biar sempet aja gitu ngunjungi semua spot wisata yang ada disini. Cukup yahud lah buat wisata keluarga ato yang lagi suntuk sama kehidupan perkotaan.
Nah, segitu aja pos kali ini, makasi yang udah sudi menyimak loh.

Komentar