Rammang Rammang (Maros - Pangkep, Sulawesi Selatan)



Makassar ............
Kota terbesar di Sulawesi ini sudah berkembang sedemikian rupa, mall-mall bertebaran di tiap sudut kota, kafe-kafe tempat nongkrong dan tentu saja kemacetan.
Hingga tidak salah bila kita menyebutnya sebagai salah satu kota metropolitan.
Ogut sendiri sudah beberapa kali berkunjung ke Makassar, jika selama ini tersihir oleh keindahan kotanya, kali ini ogut akan mencoba sesuatu yang berbeda.
Agak ke pinggiran kota, tepatnya di Maros. Ada suatu objek wisata alam yang disebut Rammang-Rammang, masyarakat lokal sendiri menjulukinya "The Hidden Paradise".
Weeeiiis ..... ngeri ga tuh, macem judul judul film Hollywood.


Jadi, kayak gimana sih surga tersembunyi di Sulawesi Selatan ini.
Mari kita kupas lebih dalam.
*KE DAPUR*
*AMBIL PISAU*

********


Rammang-rammang terletak di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.
Yang membuatnya unik, objek wisata satu ini berada di gugusan pegunungan kapur (karst) Maros-Pangkep, dimana masih termasuk dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
FYI nih, karst Maros-Pangkep ini disebut-sebut sebagai jejeran karst terbesar kedua di dunia. Hanya kalah dari stone forest di Shilin Yi, China.
Selain itu, karst Maros-Pangkep ini juga masuk dalam World Heritage Convention UNESCO.
Ngeri ga tuh.
Sob.

Intermezzo yah. Rammang sendiri aslinya berasal dari bahasa setempat yang artinya awan atau kabut, jadi secara bahasa Rammang-Rammang dapat diartikan sebagai kumpulan awan atau kumpulan kabut atau awan-awan atau kabut-kabut atau awan-kabut atau kabut-awan atau........... *dikeplak guru SD Bahasa Indonesia*


Terus, gimana kita menuju Rammang- Rammang ini????
Lah, gampang banget.
Rammang-Rammang tu ga jauh dari pusat kota Makassar, sekitar 40 kilo atau 2 jam perjalanan.
Jikalau pun kalian serombongan rame rame dan gaada kendaraan sendiri, atau solo backpacker yang biasanya sering susah dalam hal transportasi, menuju Rammang-Rammang ini relatif mudah sebenernya.
Dari Makassar, gimana caranya lah kalian harus nyampe Terminal Daya, nah baru dari situ naik lagi angkutan umum (disebut pete-pete disini) jurusan Pangkep. Lalu bilang supirnya dah kalian mau ke Rammang-Rammang, aman.
Kayaknya hampir semua supir angkot jurusan Pangkep ini langsung paham begitu kita bilang mau ke Rammang-Rammang.


******



Basically, ada beberapa spot menarik di Rammang-Rammang ini.
Pertama, gugusan bebatuan karst di Desa Salenrang.
Kedua, pemandangan alam maha dahsyat sungai Pute.
...... aaaand last but not least, surga yang tersembunyi , Kampung Berua.




Menuju Rammang-Ramang sendiri cukup mudah dan ga ribet.
Objek wisata ini ga jauh dari jalan raya provinsi, setelah perjalanan dengan pete-pete, kita akan berhenti di pertigaan yang sebagai patokannya ada sebuah pabrik semen besar disana.
Terus, kawan kawan sekalian cukup berjalan (atau naik ojek kalo mau) masuk ke jalan kampung sekitar 1 kilo.
Waktu itu ogut sendiri memilih jalan kaki sembari menikmati pemandangan unik nan menarik yang ga ditemui di tempat lain, gugusan bukit-bukit bebatuan raksasa akan membuat kita terkagum-kagum.

Selanjutnya, ada dua opsi yang bisa kita ambil, lebih dahulu menuju desa Salenrang untuk mengunjungi komplek bebatuan karst atau langsung menuju dermaga 1 Rammang-Rammang yang kemudian akan membawa kita berlayar menuju Kampung Berua.
Kalo ogut bilang sih mending ambil opsi kedua, langsung aja ke dermaganya.
Karena apa, komplek bebatuan karst-nya bisa kita kunjungi nanti dalam perjalan balik dari kampung Berua.
Tapi jangan salah, di sekitaran dermaga ada juga komplek bebatuan karst yang cantik, waktu itu ogut mampir sembari sejenak beristirahat.




Cakep banget lah asli.
Bayangin aja, pertama masuk ogut langsung disambut bangau-bangau yang berendem di kolam.
Sayang pas mau ambil poto mereka udah pada kabur berterbangan.
Eksotis.


******



Oke, perjalanan dilanjut. Kali ini kita langsung menuju dermaga.
Disana sudah banyak warga lokal yang siap menyewakan perahu.
Ada beberapa jenis perahu yang siap kita naiki.
Perahu kecil bermesin, sewanya 150 ribu perak, maksimal bisa ngangkut 4 orang.
Perahu kecil bermesin juga, tapi ini agak lebaran, sewanya 250 ribu perak, maksimal (katanya) bisa ngangkut 10 orang.
Perahu kecil banget, gaada mesinnya (ogut ga paham yang satu ini ikut disewakan atau kaga, soalnya cuman ada sebiji doang perahu yang model begini diantara perahu-perahu lain)
Nah, karena berat diongkos termasuk dalam jajaran pria punya selera, maka ogut memilih opsi terakhir.
Yang paling greget.
Yap, perahu yang paling kecil.
Bukan apa-apa, karena waktu itu ogut sendirian, ogut rasa perahu kecil ini yang paling pas buat ogut. Lagian tanpa mesin, perahu bakal jalan pelan, dengan begitu bisalah kita menikmati panorama sungai Pute secara maksimal.
Langsung lah ogut cari sang empunya perahu ini, pas kebetulan pula lah si bapak ini mau balik ke Berua kelar belanja kebutuhan pokok sehari-hari, pas ane ngobrol sih doi gamau dibayar, doi bilang seikhlasnya aja gitu. Jadilah sekalian bareng gitu ogutnya.
Baik banget emang ni bapak. Belakangan ogut tau namanya Bapak Mursalim, cuman sayang ogut ga dapet pin bbmnya, akun twitter sama facebook, ogut juga belum sempet add path-nya. AAAAARRRGGGHHH !!!!!


Pertama naik sempet ngeri juga lah, ini perahu goyang banget, udah gitu bocor pula. Banyak air masuk, ada lah tiap 5 menit sekali si bapak ini buang air yang masuk ke perahunya.
Jadi serem juga pegang kamera buat ngambil foto.
Tapi ogut bersyukur dengan bantuan Tuhan Yang Maha Kuasa, ogut bisa selamat ngambil foto-foto plus sekalian selfie, buhuahahahahaha..... hah ... hah ... hah.


Tapi asli lah, sepanjang perjalanan kita bakal disuguhi pemandangan yang luaaar biasa.






Belum kelar adrenaline kepompa, tiba-tiba Pak Mursalim menghentikan perahunya.
Ga berasa mungkin sekitar satu jam di atas perahu, tersihir oleh dahsyatnya panorama sepanjang sungai Pute, sampe lupa juga ogut bantu bapaknya mendayung, hehehe.
Dan akhirnya, sampailah kita di "The Hidden Paradise"


Yep, Kampung Berua, inilah yang disebut-sebut sebagai 'Surga Yang Tersembunyi'.
Kampung Berua adalah satu komplek pedesaan kecil yang dikelilingi oleh perbukitan batuan raksasa di sekelilingnya.
Gataulah ya, ogut rasa cuman ada sekitar 10-an rumah disini. Letaknya cukup tersembunyi (dan terpencil), pun kampung ini masih begitu asri dan alami. Satu-satunya akses menuju kampung ini aja cuman lewat sungai Pute tadi.

Keindahan yang di tawarkan Kampung Berua emang dahsyat tiada tara.
Sejauh mata memandang kita bakal melihat hijaunya pepohonan, hamparan sawah sama bukit bukit tebing batu yang menjulang indah (atau unik). Epic lah, memanjakan mata.




Dan satu yang paling ogut suka dari travellling di Indonesia adalah kearifan penduduk lokalnya. Dimana pun berada kita selalu disambut dengan ramah tamah.
Kali ini ogut diajak mampir ke kediamannya Bapak Mursalim. Minum teh anget, makan kue bikinan nyonya dan bercengkerama bersama warga setempat. Aaaaah.


Oya, sebenernya masih banyak juga sih yang bisa di eksplore di kampung ini.
FYI, disini ada puluhan gua yang bisa dimasuki. Namanya dong, gahar mengundang rasa penasaran, gua pasaung, gua telapak tangan, gua berlian, gua patung lelaki dan masih banyak lagi lainnya.
Selain itu, bisa juga kita hiking di puncak-puncak bukit karstnya.
Ogut sendiri hanya menyempatkan untuk naik ke mata air di salah satu puncak bukit, dan ngambil satu selfie disana, hehehe ^^v

Kelar puas-puasin menikmati surga Berua, dilanjut lah perjalanan.
Kali ini kita akan melewati lagi sungai Pute, namun kali ini cukup setengah jalan, karena kita akan berhenti di dermaga Rammang-Rammang 2.
Nah inilah yang ogut saranin di awal-awal tulisan tadi, lebih baik mengunjungi komplek bebatuan karst desa Salenrang belakangan, banyak pemandangan oke yang akan kalian lewatkan kalo ga lewat jalur dermaga 2 ini.





Yah, cukup dahsyat lah trip ogut kali ini.
Bisa tersenyum puas sepulang dari perjalanan, capek dan seharian kepanasan ditebus dengan hasil yang setimpal.
Cukup asik lah untuk sejenak mengasingkan diri dari rutinitas kota dan pekerjaan.
Oya, ogut saranin kalo kesini lebih baik pas musim hujan, sekitar bulan Februari atau Maret. Karena yang sedikit ogut sesalkan adalah berkunjung kesini pas musim kemarau, jadi sedikit mengurangi keindahan Rammang-Rammang ini.

Well, overall luar biasa lah "The Hidden Paradise" ini, sangat direkomendasikan untuk dikunjungi.

Komentar

  1. Wuih, keren bro!! Kapan-kapan main kesana ah, itung-itung sekalian refreshing laah melepas penat.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Mantap rek...
    Dhewekan a ??? Ra wedi diculik opo... Haha

    BalasHapus
  4. Dewean, pas rame acara kanwil wingi cah cah raono sing gelem dijak
    Alhamdulilah iso menikmati tapi, hehehe

    BalasHapus
  5. Wis nyampek Sulawesi barang masbrow, aku wae wisata jowo rung kelakon, malah jek 0,07 % wae

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  7. Kalau boleh tau harga angkutan mulai dari terminaldaya sampai ke tkp berapa bang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesuai tarif biasa aja mba, seingat saya dulu saya kasih pak sopirnya 5 ribu hehehe

      Hapus
  8. Brangkat dri terminal daya jam brp bang?weekend atau?pengen kesana juga
    Makasih ya sharing2 nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya jalan hari sabtu sob.
      Berangkat jam 9 pagi, balik jam 3an sore buat ngehindarin macet.

      Hapus
  9. Saya anak papua Rencananya kitong mau main ke sana dengan orang raja ampat. Moga ada rejeky dan jodoh bukan 7 nanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh so sorry superlate reply :P
      Jadi, gimana sob tripnya? Asik? :D

      Hapus
  10. hai mau tanya apakah kapal nya selalu ada? dan baiknya sampai jam brp di dermaganya?

    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selalu ada, karena itu selain memang untuk transportasi warga juga sudah diberdayakan oleh masyarakat untuk para wisatawan.
      Baiknya sih ya pagi atau sore agar terhindar dari panas. Pagi apabila ingin berlama-lama disana, bisa lama di Kampung Berua-nya.

      Hapus
  11. bro ini bisa nginep di sana nga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejauh yang saya tau sih di lokasi belum ada macem penginepan atau resort sob. Kalo pengen nginep sepik sepik warga lokal la, hehehe. Biar isa nginep di rumah warga sekaligus mencicipi kearifan lokal.

      Hapus
  12. Kalo kesana sendirian berat di ongkos. Hoa... btw makasih sudah berbagi

    BalasHapus

Posting Komentar